Senin, Juli 31, 2006

Pentingnya Jamaah, Sejauh Mana?


Assalmu'alaikum w.w.

Mudah-mudahan pak Ustadz selalu dirahmati oleh Allah SWT. Saya pernah dengar bahwa kita diwajibkan untuk membuat jamaah atau ikut dalam suatu jamaah. Betulkah itu dan mohon dalilnya? Soalnya sekarang ini khan banyak orang yang mendirikan jamaah, bahkan mesti baiat dahulu. Mohon penjelasannya, sehingga kami tidak tersesat. Syukron.

Wassalamu'alaikum w.w.

Nono Taryono
nono at eramuslim.com

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Berjamaah itu sangat dianjurkan, karena dengan berjamaah, umat akan menjadi sangat kuat. Namun realita yang ada sekarang ini, jamaah muslimin telah hancur dan berkeping-keping jadinya. Yaitu sejak dijatuhkan khilafah milik umat Islam pada tahun 1924 yang lalu. Mulai saat itu relatif umat Islam tidak punya jamaah muslimin yang berhimpun di dalamnya seluruh elemen umat Islam, secara resmi dan legitimate.

Khilafah itu adalah rangkaian panjang jamaah muslimin sejak pertama kali didirikan oleh Rasulullah SAW 14 abad yang lampau. Memang berganti-ganti pimpinan dan dinastinya, namun esensinya tetap satu kepemimpinan.

Sejak tahun itu, begitu banyak kelompok atau jamaah kecil-kecil yang ingin meneruskan kepemimpinan universal umat Islam, sayangnya tidak satu pun yang mampu dan legitimate. Sementara umat Islam sendiri kebanyakannya justru semakin jauh dari agamanya. Tiap wilayah di mana ada umat Islam justru telah dipasang para penguasa buatan penjajah, yang nyaris seluruhnya masih dikomando oleh kekuatan asing. Umat Islam yang satu milyar setengah ini berhasil dikotak-kotak, dibelah-belah, bahkan dibuat satu dengan yang lainnya saling terpisah dalam masing-masing negara.

Ketika ada satu negara Islam diserang oleh musuh, negara Islam lainnya tidak merasa terlalu peduli. Contoh nyata adalah sekarang ini, saat Israel membunuh rakyat Libanon, tidak ada satu pemerintah formal negeri Islam yang peduli. Paling banter hanya mengutuk atau menghiba atau menyayangkan. Dan semua itu tidak ada artinya buat Israel yang memang sudah gila.

Israel hanya akan berhenti manakala semua negara Islam -baik pemerintah atau rakyat- mengirim rudal di tengah-tengah wilayah Israel, bukan sekedar basa basi politih yang sebenarnya hanya pernyataan kosong.

Seandainya umat Islam masih berada dalam satu jamaah, yaitu masih di bawah khilafah, tidak akan mungkin Israel berani melakukan perbuatan tidak senonoh itu. Bahkan keberadaan Israel tidak akan pernah ada dalam sejarah.

Namun karena jamaah muslimin itu telah dihancurkan, maka akhirnya kita hanya punya koleksi ribuan jamaah kecil-kecil, tanpa ada satu pun yang besar dan diakui oleh semua kalangan muslimin. Jamaah keci-kecil itu tidak punya kekuasaan, tidak punya senjata, tidak punya kemampuan untuk menekan bahkan tidak punya sumber-sumber dana. Mengolah kekayaan alam pun juga tidak mampu.

Kalau pun sebagai umat Islam kita diwajibkan bergabung dengan jamaah muslimin, maka seharusnya jamaah muslimin itu adalah sebuah kekuatan international yang tegar, kuat, punya pressure untuk menekan lawan, dikenal dan diakui eksistensinya oleh umat, punya dana, punya kader, punya kemampuan mengembangkan semua SDM umat Islam, punya segala yang dibutuhkan oleh umat ini untuk bangkit dan menjadi rahmatan lil 'alamin.

Tapi sosok jamaah seperti ini masih jauh dan belum ada. Bahkan yang bermimpi ke sana pun masih bisa dihitung dengan jari. Mungkin suatu ketika akan muncul yang terbaik, atau terjadi penggabungan satu dengan lainnya sehingga terjalin sinergi yang indah. Tapi sekarang ini semua belum terjadi.

Namun bukan berarti kita hanya diam dan menunggu saja, sekarang ini kita wajib ikut ambil bagian dari proses pembidanan lahirnya jamaah muslimin yang besar. Semua potensi yang dimiliki oleh masing-masing elemen umat, perlu didata dan dikembang secara serius. Penyatuan dan penggabungan semua potensi adalah kunci mutlak.

Sedangkan sikap-sikap sering ingin menang sendiri, merasa benar sendiri, lalu melecehkan sesama elemen umat, saling tuduh, saling caci dan saling maki, adalah hal-hal yang kontra produktif. Seharusnya masing-masing elemen umat Islam itu sadar dan merenung, bahwa semua itu tidak kita perlu hari ini. Yang kita perlukan adalah menciptakan persaudaraan di tengah kita, di tengah sesama umat Islam. Sebuah persaudaraan di antara orang-orang muslim.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ahmad Sarwat, Lc.

Tidak ada komentar: