Rabu, Juli 26, 2006

Mengatasi Asma pada Balita


Assakamu'alaikum pak Toto,

Anak saya laki-laki berusia 2,5 tahun menderita penyakit asma, di mana dia sering menderita batuk dan bersin dan kadangkala kesulitan bernafas. Pertanyaan saya, adakah terapi herba yang dapat menyembuhkan penyakit asma tersebut? Menurut dokter anak yang menderita asma ada kemungkunan untuk sembuh sebelum usia 7 tahun. Dan apakah terapi tersebut dapat diberikan bersamaan dengan terapi yang dari dokter? Saat ini anak saya tersebut setiap hari diberi obat zaditen yang menurut dikter berfungsi untuk mengurangi alergi yang dideritanya.
Terima kasih atas jawabannya.


Wassalamu'alaikum,

Sesriwati
sesriwati at eramuslim.com

Jawaban

Waalaikumsalam. Wr.Wb

Ibu Sesriwati Yth,

Asma adalah suatu penyakit saluran napas yang ditandai dengan adanya penyempitan jalan napas. Gejalanya bisa timbul dan hilang dengan sendirinya. Karena terjadi penyempitan jalan napas, maka gejalanya adalah sesak napas pada saat muncul serangan.

Penyebab asma sebetulnya adalah terjadinya suatu reaksi alergi yang disebabkan oleh alergen. Sesuatu yang asing masuk ke tubuh melalui saluran napas, yang kemudian menimbulkan reaksi alergi. Manifestasinya adalah jalan napas mengerut, sehingga diameter menjadi sempit. Ditambah lagi dengan pembengkakan selaput lendir di saluran napas, serta produksi lendir yang banyak.

Akibatnya, terjadi penyempitan saluran napas dan terjadilah sesak napas, terutama pada saat mengeluarkan napas (respirasi). Napas itu ada dua, mengeluarkan napas dan inspirasi. Sesak napas pada anak yang asma terjadi saat mengeluarkan napas, bukan saat menarik napas. Karena terjadi penyempitan saluran napas, maka pada saat mengeluarkan napas, seringkali mengeluarkan bunyi ngik-ngik (wheezing) atau disebut pula mengi. Ini pula sebab kenapa asma sering disebut sebagai sakit mengi.

Boleh jadi anak ibu menderita asma karena alergi, tapi tidak tertutup kemungkinan asma itu disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, jika ayah atau ibu kena asma, tentu makin tinggi risiko anak bakal kena asma juga. Bahkan, meski ayah atau ibu tidak punya asma, tapi kalau kakek atau neneknya kena, anak pun bisa kena.

Kendati demikian, anak-anak ini mempunyai kecenderungan alergi sejak lahir, yang diturunkan secara genetika dari kedua orangtuanya. Dalam tubuhnya akan didapati kadar tinggi dari antibodi alergi yaitu Imunoglobulin E (IgE). Antibodi IgE ini akan mengenali alergen dalam jumlah kecil seperti debu tungau, dan mengadakan reaksi seperti dilepaskannya histamin yang membuat anak menjadi bersin-bersin, pilek, mata berair dan lain sebagainya. Sebenarnya ini merupakan usaha tubuh untuk melawan alergen yang masuk, hanya reaksinya lebih hebat dari orang pada umumnya. Pada anak dengan asma, histamin yang dilepaskan itu dapat juga memicu serangan asma.

Sedangkan faktor alergi, merupakan salah satu faktor penting berkembangnya asma. Paling tidak 75-90% anak asma balita terbukti mengidap alergi, baik di negara berkembang maupun negara maju. Atopi (kecenderungan mempunyai satu atau beberapa jenis dari kelompok besar alergi) merupakan faktor risiko yang nyata untuk menetapnya hiperreaktivitas bronkus dan gejala asma. Terdapat hubungan antara pajanan alergen (pencetus alergi) dengan sensitisasi. Pajanan yang tinggi berhubungan dengan peningkatan gejala asma pada anak.

Pengendalian lingkungan harus dilakukan untuk setiap anak asma. Penghindaran terhadap asap rokok merupakan rekomendasi penting. Keluarga dengan anak asma dianjurkan tidak memelihara binatang berbulu, seperti kucing, anjing, burung. Perbaikan ventilasi ruangan, dan penghindaran kelembaban kamar perlu untuk anak yang sensitif terhadap debu rumah dan tungaunya.

Perlu ditekankan bahwa anak asma seringkali menderita rinitis alergi dan/atau sinusitis yang membuat asmanya sukar dikendalikan. Deteksi dan diagnosis kedua kelainan itu yang diikuti dengan terapi adekuat akan memperbaiki gejala asmanya.

Asma bisa muncul kapan saja, tak selalu malam atau pagi hari seperti yang selama ini banyak diyakini. Yang harus diperhatikan adalah gejala penyakit lain yang mirip gejala asma. Kita pun harus pandai-pandai membedakan, soalnya banyak sekali penyakit lain yang gejalanya mirip asma. Misalnya, penyakit bronkhitis atau sinusitis.

Karena itu, sangat dianjurkan para orang tua bisa mengenal asma dan gejala-gejalanya yang muncul pada anak. Memang, pada penyakit lain, misalnya karena infeksi, selain gejala sesak napas, juga disertai demam. Tapi, yang perlu diingat juga adalah hubungan antara asma dengan umur. Penyakit-penyakit yang menimbulkan gejala mirip asma, misalnya sinubronkhitis, yakni penyakit sinusitis dengan komplikasi menjadi bronkhitis, biasanya mulai muncul saat 4 - 5 tahun. Anak yang waktu bayi sehat, ketika masuk TK tiba-tiba mengalami batuk kering pada malam hari, yang disertai dengan sesak napas.

Anak di bawah 4 tahun juga bisa memunculkan gejala yang mirip asma. Sebagian memang benar asma, tapi ada pula yang asmaticbronkhitis. Umumnya, gejala asmaticbronkhitis pada anak di bawah balita sesak napas juga, tapi seringkali disertai panas karena adanya infeksi virus.

Jadi, yang disebut asma itu hanya sebagian dari penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan sesak napas. Sementara jika benar-benar asma, gejalanya sudah terlihat kendati sang anak berusia di bawah satu tahun.

Umumnya, ada dua jenis obat asma, yakni yang diminum dan yang dihisap. Obat yang diminum biasanya obat antialergi untuk menetralkan reaksi alergi. Kemudian ada pula bronkodilator untuk melebarkan jalan napas, serta obat-obat pengencer lendir.

Obat antialergi kebanyakan dalam jenis kortikosteroid oral yang memang ampuh, tapi memiliki efek samping, Karena langsung berakibat ke lambung dan hati, sehingga harus hati-hati dalam pemakaiannya. Sedangkan, nebulizer termasuk dalam kategori aman. Alat hisap berisi obat ini sudah diubah menjadi partikel uap, sehingga bisa masuk ke bagian-bagian yang paling dalam. Cara kerja obat ini adalah memperlebar saluran napas. Tak heran, bila nebulizer menjadi kawan setia penderita asma, baik di rumah, di tempat kerjaan, atau dalam perjalanan.

Ada baiknya ibu rajin menjemur anak anda di bawah sinar matahari selama 30-45 menit. Karena, sinar matahari pagi, sangat diyakini mengandung Vitamin D yang cukup besar guna membantu pertumbuhan tulang dan sistem pernafasan, khususnya bagi para penderita radang paru-paru, pheunomia, bronkhitis dan asma.

Produk HPA untuk asma adalah Morinda, Mengkudu dan Herba Tuju Angin. Ketiga-tiganya dalam bentuk kapsul, cara meminumnya, buka masing-masing satu kapsul lalu dicampur denga susu. Minum sehari sekali.

Sebaiknya, herba-herba di atas diminum 30 menit sebelum makan, sedangkan obat dokter 1 jam setelah makan. Hindari minum obat dokter dan herba dalam waktu yang sama, karena akan menghilangkan khasiat dan manfaat dari herba tersebut.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Dok,anak saya umur 3 tahun,terkena batuk disertai demam dan sering muntah sehabis batuk,setelah dibawa ke dokter katanua gejala asma,tapi saya kurang yakin karena saat batuk tidak bunyi ngik dan tidak kentara sesak napas,mohon penjelasannya dok?