Senin, Juli 31, 2006

Bolehkah Bayi Konsumsi Herbal?


Assalamu'alaikum wr. wb.


Begini pak, anak saya yang berumur 11 bulan dinyatakan oleh dokter menderita sakit asma dan dokter itu bilang bahwa anak usia 11 bulan belum bisa dideteksi tentang pemicu/penyebab akit asmanya. Dan ketika sakit asmanya kambuh, selain obat-obatan dari dokter juga dibantu dengan fisioterapi (dengan diuap). Saya ingin minta penjelasan dari bapak:

1. Tentang penyakit asma dan penyebabnya, serta penanggulangannya ketika kambuh.

2.Jenis herbal apa yang bisa dijadikan sebagai penyembuh penyakit asma?

3. Bolehkah anak usia 11 bulan mengkonsumsi herbal? Apakah ada batasan usia?

Atas penjelasannya saya ucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Pamudji Marga Paripurna
marga at eramuslim.com

Jawaban

Waalaikusalam Wr. Wb.

Saudara Pamudji Yth.,

Pada dasarnya, herba itu boleh dikonsumsi oleh siapa saja termasuk oleh bayi sekalipun. Tapi, tidak semua herba boleh dikonsumsi, kecuali herba yang benar-benar berasal dari tumbuhan alami dan tanpa ada campuran zat apapun, termasuk zat kimia sintesis yang bisa membahayakan kesehatan.

Mengenai asma, asma adalah gangguan pada saluran pernafasan berupa penyempitan di saluran tersebut, sehingga terjadi sesak terutama ketika akan mengeluarkan nafas, bukan saat akan menarik nafas. Oleh karena itu, sering terdengar bunyi ngik-ngik ketika akan mengeluarkan nafas.

Penyebab asma sebetulnya adalah terjadinya suatu reaksi alergi yang disebabkan oleh alergen. Sesuatu yang asing masuk ke tubuh melalui saluran napas, yang kemudian menimbulkan reaksi alergi. Manifestasinya adalah jalan napas mengerut, sehingga diameter menjadi sempit. Ditambah lagi dengan pembengkakan selaput lendir di saluran napas, serta produksi lendir yang banyak.

Akibatnya, terjadi penyempitan saluran napas dan terjadilah sesak napas, terutama pada saat mengeluarkan napas (respirasi). Napas itu ada dua, mengeluarkan napas dan inspirasi. Ini yang harus dicatat oleh para orangtua, sesak napas pada anak yang asma terjadi saat mengeluarkan napas, bukan saat menarik napas. Karena terjadi penyempitan saluran napas, maka pada saat mengeluarkan napas, seringkali mengeluarkan bunyi ngik-ngik (wheezing) atau disebut pula mengi. Ini pula sebab kenapa asma sering disebut sebagai sakit mengi.

Penyakit satu ini sangat erat hubungannya dengan faktor keturunan. Sekarang ini, diketahui bahwa ada gen penyebab asma. Jadi, jika ayah atau ibu kena asma, tentu makin tinggi risiko anak bakal kena asma juga. Bahkan, meski ayah atau ibu tidak punya asma, tapi kalau kakek atau neneknya kena, anak pun bisa kena.

Ketika asma kambuh, sebaiknya diberi balsem hangat khusus untuk bayi agar jalan pernafasan yang menyempit bisa melebar kembali. Cara terbaik adalah dengan menggendong dengan posisi bayi berdiri seperti ketika akan dibuat bersendawa setelah makan. Setelah nafasnya normal kembali baru ditidurkan.

Yang terpenting adalah pengendalian dan kebersihan lingkungan harus dilakukan untuk setiap anak asma. Sebisa mungkin dihindari dari asap rokok merupakan rekomendasi penting. Selain itu, dianjurkan untuk tidak memelihara binatang berbulu, seperti kucing, anjing, burung. Perbaikan ventilasi ruangan, dan penghindaran kelembaban kamar perlu untuk anak yang sensitif terhadap debu rumah dan tungaunya.

Jika memungkinkan, biasakan berjemur di bawah sinar matahari pagi. Karena sinar matahari pagi hari dapat merubah pro Vitamin D menjadi Vitamin D. Vitamin D ini diakui sangat bermanfaat bagi paru-paru. Secara empiris sudah diketahui adanya korelasi antara sinar matahari pagi dan paru-paru, karena dapat melancarkan fungsi saluran udara ke paru-paru. Sehingga bagi penderita asma, bisa lebih leluasa menghirup dan mengeluarkan udara lebih baik. Selama ini Vitamin D hanya dikenal hanya untuk pertumbuhan tulang saja.

Produk HPA untuk asma adalah Morinda, Mengkudu dan Herba Tuju Angin. Ketiga-tiganya dalam bentuk kapsul, cara meminumnya, buka masing-masing satu kapsul lalu dicampur denga susu. Minum sehari sekali.

Sebaiknya, herba-herba di atas diminum 30 menit sebelum makan, sedangkan obat dokter 1 jam setelah makan. Hindari minum obat dokter dan herba dalam waktu yang sama, karena akan menghilangkan khasiat dan manfaat dari herba tersebut.

Tidak ada komentar: