Senin, Juli 24, 2006

Ketika Manusia Tak Bisa Menghindari Maut




Nur (27) mungkin satu dari milyaran manusia di muka bumi ini yang mendapat pelajaran berharga paska gempa dan tsunami di Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat, Senin sore (17/7). Hanya dalam waktu dua bulan ia beserta keluarganya mengalami dua kali musibah. 27 Mei lalu, Nur dan keluarganya yang tinggal di Yogyakarta menjadi korban gempa. Pada kejadian tersebut, Dede (12) anak pertamanya menjadi salah satu dari 6500an korban meninggal akibat gempa Yogya. Paska gempa tersebut, ia dan suaminya memutuskan untuk kembali ke kampung suaminya di Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya.

Allah Maha Berkuasa, Dia Maha Berkehendak, kemana pun manusia berlalu, di mana pun ia berada, bencana bisa saja menghampiri. Tak berapa lama merasakan ketenangan di Tasikmalaya setelah kesedihan atas kepergian sang buah hati akibat gempa Yogya, air laut menerjang kampungnya dan menghempaskan semua yang berdiri.

Saat kejadian Senin sore itu, Nur tengah bersantai di tepi pantai sambil menikmati semangkuk bakso. Anehnya, warga di sekitar Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, daerah yang berada di Pantai Selatan mengaku tak merasakan gempa sebelum terjadinya tsunami. Terlebih, bagi sebagian warga di pesisir pantai selatan, hempasan ombak menerpa karang dengan gemuruh yang besar merupakan aktivitas keseharian pantai. Namun sore itu, tiba-tiba air laut setinggi hampir tujuh meter menghempaskan semuanya. Termasuk Nur dengan mangkok baksonya.

“Tidak tahu, tiba-tiba air besar datang, saya langsung tidak sadarkan diri. Eh, bangun-bangun sudah jauh dari pantai. Saya langsung bersyukur masih diberi keselamatan,” cerita Nur tentang kejadian Senin sore. Di kakinya terdapat luka sobek menganga sehingga harus mendapatkan dua belas jahitan. Kekuasaan Allah tak hanya berlaku pada Nur, tetapi juga seorang bayi berusia dua bulan yang selamat itu, ketika ia sadar sudah berada di sampingnya. “Bayi itu anak sepupu saya, alhamdulillah bisa selamat. Padahal waktu kejadian ibu dan bayi ini berada di rumahnya,” tambah Nur.

Nur, wanita asal Madura, Jawa Timur ini mengaku akan pulang ke kampung asalnya. Tapi dengan dua bencana yang menimpanya, ia menjadi tidak yakin bencana tidak akan menemuinya di Madura. “Jangan-jangan di Madura nanti ada bencana yang lain, mau kemana lagi?” tanyanya.

Tsunami menerjang Pangandaran, baik di pantai barat, timur maupun selatan. Dalam waktu bersamaan laut yang sama juga menerjang beberapa daerah pesisir pantai seperti Cilacap dan Kebumen. Ditambah lagi gempa yang sempat mengguncang kawasan Ujung Kulon, Banten, sehingga getarannya dirasakan oleh sebagian besar warga Jakarta. Secara umum, Pulau Jawa seperti sedang terkepung bencana. Masyarakat yang tinggal di dalamnya dihantui ketakutan akan bencana besar yang sewaktu-waktu akan terjadi. Banyak berita dan prakiraan yang menyebut akan terjadinya patahan besar di Pulau Jawa sehingga memungkinkan tenggelamnya separuh pulau.

Boleh jadi, suatu saat anak negeri ini akan mempelajari dalam pelajaran sejarah dan geografi, bahwa pernah ada satu pulau bernama Pulau Jawa. Atau mungkin, Indonesia, satu negeri paling subur di bumi ini akan menjadi dongeng pengantar tidur anak-anak di luar negeri, bahwa pernah ada negeri bernama Indonesia. Sama seperti cerita kita sekarang tentang Kota Antartika yang konon pernah ada.

Masyarakat di Pulau Jawa takut mati, takut sewaktu-waktu bencana menghampiri dan mereka tak mampu menyelamatkan diri atau keluarganya. Kini, banyak yang tak lagi tenang bekerja, tidur, jalan-jalan, atau bersantai-santai. Semua merasa dihantui bencana besar yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Padahal, satu-satunya tempat selamat saat ini hanyalah rumah Allah, mendekatlah ke masjid. Siapa yang tak merasa aman, perbanyaklah berada di masjid, di rumah Allah. Berdekatan dengan Allah di rumah-Nya, akan menghadirkan ketenangan dan insya Allah keselamatan. Setidaknya, mati di dekat Allah jauh lebih mulia ketimbang saat jauh dari-Nya. Bukankah begitu? Wallaahu ‘a’lam. (Gaw)


Kerjasama Eramuslim dan Aksi Cepat Tanggap

Rekening :

BSM Warung Buncit No. 0030124084 a.n. Eramuslim - ACT
BCA Megamall Ciputat No. 6760303028 a.n. Aksi Cepat Tanggap - Eramuslim

Tidak ada komentar: