Sabtu, Maret 08, 2008

Menjadi Pembina yang Ideal

Assalammu'alaikum wr wb

Pak, saya mahasiswi yang aktiv berorganisasi di kampus. gini pak, awalnya saya ikut organisasi itu ndak sengaja tapi, berkat organisasi kampus inilah saya berkumpul dengan orang-orang saleh dan salihah yang hebat-hebat dan saya pun dituntun ke jalan dakwah yang sebelumnya sangat saya pandang sebelah mata.

Singkat cerita, teman-teman mengamanahi saya beberapa staff di organisasi saya untuk 'dibina'. Yang menjadi kegalauan saya saat ini adalah saya masih merasa tidak mampu untuk 'membina' adik-adik saya. Saya bukanlah sesosok akhwat yang sopan, lembut dan tenan.

Saya malah ke balikan dari cerminan akhwat ideal, saya itu suka bercanda, masih suka gaul sama semua orang dan banyak hal buruk yang masih saya lakukan.

Pertanyaannya adalah: 1. Apakah yang harus saya lakukan untuk menjadi sesosok 'kakak yang ideal' bagi adik-adik saya? Saya menggunakan istilah 'kakak' bukan 'akhwat' karena saya merasa masih jauh dari 'ke-akhwatan'. 2. Yang kedua adalah tips n trik menjadi pembina sukses?

Nek


Jawaban

Ananda Nek yang saya hormati, dari tulisan Anda tersirat bahwa ketidak percayaan diri masih ada di dalam diri Anda dalam membina. Hal inilah yang dapat menghambat Anda saat ingin menjadi murobbi yang sukses.

Untuk itu, cobalah Anda pahami akan arti penting seorang murobbi dalam aktivitasnya sebagai bagian membentuk umat agar lebih paham dan kembali kepada jalan kebenaran.

Anda dapat membuka surat Al-Imran ayat 79.

Di samping itu seorang murobbi juga akan mendapatkan pahala yang berlipat-lipat karena karena mengajarkan ilmu, seperti yang Nabi sabdakan, ” “Barangsiapa yang mengajak orang kepada suatu petunjuk (kebaikan) maka ia mendapatkan pahala sebanyak pahala orang-orang yang mengikutinya dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun” (HR Muslim)

Murobbi yang sukses adalah mereka yang dapat menjadikan sebuah halaqah itu produktif serta menjalankan halaqah tersebut secara dinamis.

Ciri sebuah halaqah yang produktif di antaranya adalah tercapainya muwashofat bagi para peserta, tercapainya pembentukan murobbi handal dan tercapainya pengembangan potensi dari para mutarabbi secara maksimal

Seorang murabbi juga hendaknya dapat mengantisipasi kejenuhan yang terjadi dalam mengelola halaqah yang mempunyai ciri, peserta tidak dapat menikmati halaqoh, lemahnya kontrol diri, sering absen dalam halaqah, kurang aktif dalam halaqah dan mengabaikan tugas dan tanggung jawab

Insya Allah, dengan mengetahui dan memahami tentang urgensinya menjadi murobbi, produktifitas dan dinamisnya halaqah dapat terwujud.

Liqo Masih Berguna?

Assalamualikum wr. Wb

Langsung aja ya ustad.

1. Alhamdulillah ana sudah tiga tahun terbina, dan selama ini sudah tiga kali gantti Murobbi. Sekarang permasalahannya adalah makin ke sini ane merasa Halaqoh yang menjadi Charger bagi diri sdh tidak terasa lagi manfaatnya, agenda LQ makin tidak jelas. Kebetulan ana terbina melalui jalur SMA dan hal ini sdh ana ceritakan ke MS sekolah ana. Dan Jawabnnya Belum tentu dengan Bergantinya MR akan lebih baik, jalani aja dulu. Sebagai tambahan tiga temen ana sdh keluar dari LQ dan belum ada tindakan dari MR. pertanyaan ana Apayangharus ana lakukan. Karena sdh hampir 1 bulan ana vakum dari da'wah baik kampus atau sekolah karena hilangnya suasana itu dan sudah 1 bulan lebih tidak bersua (yang katanya karena Pilkada).

2. Bagaimana mendapatkan buku-buku ustad (brike the time dll) yang sdh susah dicari di toko-toko buku Islam.

jazakalloh khairan katsir

Fulan

Jawaban

Wa'alaikum salam wr wb.

Apa yang menjadi kegundahan Anda dapat dipahami sebagai sebuah keinginan baik Anda yang tidak mendapat perhatian sebagai mana mestinya

Kasus Anda bisa jadi merupakan kelengahan dari para Murobbi yang kurang ‘greget’ dalam berinteraksi dengan para binaannya.

Harus Anda pahami pula bahwa Murabbi juga manusia yang mempunyai keterbatasan, Murabbi juga bukan ‘superhero’ yang dengan cepat mengetahui masalah yang ada dan secepat itu pula dapat mengatasinya segala permasalahan yang Ada.

Yang harus kita lakukan adalah, pertama sekali kita harus menanamkan pada diri kita bahwa kita butuh tarbiyah, bukan tarbiyah butuh kita. Artinya bahwa kita yang harus selalu aktif dalam setiap permasalahan maupun kegiatan yang ada. Bila di sekitar kita ada hal-hal yang kurang beres dan perlu sebuah penanganan, maka segeralah kita aktif untuk menanganinya sebatas kapasitas kita tentunya.

Atau bila kita terbengkalai dengan kevakuman halaqoh, cobalah untuk bertanya dan mencari tahu ke murabbi Anda, Bila Anda merasa belum puas dengan jawaban Murabbi bisa juga Anda menanyakan ke ikhwah lain atau ustadz yang kafaah dan kapasitasnya memungkinkan untuk memberikan jawaban.

Juga tidak ada salahnya, Anda meminta pindah halaqoh bila Anda merasa tidak berkembang di dalamnya. Namun tentulah dengan argumentasi yang jelas dan jauh dari keinginan-keinginan yang sifatnya subyektif. Misalnya merasa tidak sepandan dengan teman halaqoh atau murobbinya dan sebagainya.

Buku-buku yang Anda maksudnya memang diterbitkan oleh penerbit dengan jumlah terbatas dan sepertinya sudah habis terjual.

Semoga bermanfaat

Manajemen Halaqoh

Assalamu'alaikum

Ustadz ana seorang akhwat yang membina dua kelompok halaqoh. Ada seorang binaan ana setelah menikah tidak aktif lagi datang ke liqo'. Afwan proses nikahnya sendiri tidak dengan ana. Dulunya akhwat ini dekat sekali dengan ana dan itu menimbulkan rasa cemburu binaan ana yang lain. Dan untuk menghindari biar tidak menimbulkan rasa cemburu ana bersikap biasa dan cenderung tegas dengan akhwat tersebut. Apalagi waktu itu ana tahu dia akan proses sendiri nikahnya. Tapi dengan ketegasan ana malah ditanggapi lain.

Dan yang membuat ana sakit hati dia bilang ke teman-teman murobbi ana yang lain tentang saya yang sungguh di luar dugaan. Dan saya tahu karena kebetulan teman yang dia bicarakan tentang ana adalah teman satu team ana.

Ana berusaha ikhlash dan menerima semua yang dikatakan tentang ana. Anggap sebuah masukan walau sangat menyakitkan. Tapi dikemudian hari malah akhwat ini bersikap lain bahkan menghindar jika ketemu dengan ana. Pertanyaan ana bagaimana cara memperbaiki hubungan yang baik lagi dengan dia. Karena sudah berusaha saya rangkul lagi untuk gabung di liqo' seperti biasanya. Tp tidak pernah datang.pernah datang hanya sekali. Sekedar informasi bahwa suaminya belum liqo' dan bahkan kurang mendukung. Syukron atas jawabannya.

Akhwat Batam


Jawaban


Ketika kita membina atau menjadi murobbi, sesungguhnya kita mempunyai beberapa peran, di antaranya: Peran seorang ustadz terhadap mad'unya, peran seorang qiyadah terhadap jundinya, peran orang tua terhadap anaknya, peran sahabat terhadap temannya.

Peran-peran ini harus dapat dipahami oleh seorang murobbi/murobbiyah sehingga menetahui saat mana ia menjadi seorang ustadz/ah, saat mana ia menjadi seorang qiyadah, saat mana ia menjadi orang tua dan saat mana ia menjadi seorang sahabat.

Ketika menyampaikan materi pelajaran, murobbi adalah seorang ustadz, ketika memberikan tugas, murobbi adalah qiyadah, ketika diminta mencarikan jodoh, murobbi adalah orang tua, ketika mad'u ingin curhat, murobbi adalah sahabat.

Seorang mad'u adalah manusia yang juga mempunyai latar belakang kehidupan yang berbeda-beda. Dalam kasus Anda sepertinya mad'u Anda mempunyai kecenderungan mencari seorang figur baginya baik sebagai orang tua atau pun sahabat yang membutuhkan perhatian lebih dari Anda. Dan ketika itu tidak ia dapatkan bahkan mendapatkan perlakukan berbeda dari Anda maka sifatnya berubah menjadi 180 derajat, mulai dari mencari jodoh sendiri hingga menghindar dari Anda, dengan kata lain ia sangat kecewa sekali dengan Anda

Tidak ada salahnya Anda berupaya mempererat kembali kedekatan yang pernah terbina. Maafkan kekhilafannya yang dikatakannya tentang Anda. Cobalah pendekatan dengan mengunjunginya, menanyakan kabar via telepon, memberikan hadiah dan sebagainya. Lakukan secara berkala walau hanya sesaat untuk menunjukkan rasa kepedulian Anda.

Jangan lupa bahwa hidayah milik Allah. Dan hanya Dialah yang memberikan hidayah kepada yang Dia inginkan. Oleh karena mohonlahlah pada Allah dalam sholat Anda agar hidayah itu kembali kepada mad'u Anda.

Wallahu'alam

Mendekatkan Diri dengan Teman Liqo Baru

Asmlkm.wr. wb.

Ustadz saya sudah sebulan ditransfer pada tempat liqo saya yang baru dan saya sendiri yang ditransfer., Di tempat liqo yang baru sebelumnnya hanya berjumlah 2 orang, mereka telah bersama selama 10 bulanan lebih dan mereka satu jurusan.

Yang saya tanyakan bagaimana saya beradaptasi dengan mereka yang sudah dekat itu. Saya sudah sebulan bergabung dalam kelompok baru tersebut, namun saya ingin lebih dekat lagi berhubungan dengan kedua teman liqo saya itu. Bagaimana solusinya ustadz? Jawaban ustadz sangat saya tunggu dan saya perlukan

Sykrn jzklh

Mentee


Jawaban


Akhina Mentee, bergaul dengan seseorang memang membutuhkan proses untuk adaptasinya. Namun perlu dipahami pula bahwa agar dapat kita lebih mudah menyesuaikan diri dengan mereka hendaklah dimulai dari diri kita.

Ada baiknya Anda memperhatikan etika bergaul yang selama ini Anda lakukan. Karena dengan beretika maka kita untuk lebih disiplin dalam mewujudkan keharmonisan dan keserasian dalam pergaulan. Di samping itu juga akan melatih kita akan adanya tenggang rasa serta peduli terhadap kepentingan orang lain serta memudahkan seseorang untuk menyesuaikan diri, luwes, bersahabat dan percaya diri.

Dalam hal berbahasa, pengucapan dan kata-kata yang dipilih juga dapat mempengaruhi tanggapan dari orang lain. Oleh karenanya ungkapan-ungkapan yang positif perlu selalu diucapkan seperti, terima kasih, maaf, tidak apa-apa, sebaiknya, minta tolong, silahkan, permisi dan sebagainya.

Di samping itu juga jangan meremehkan sisi penampilan. Memelihara penampilan termasuk pula memelihara akal pikiran untuk selalu berpikir positif juga akan memunculkan ’inner beauty’. Faktor inilah yang sangat menunjang penampilan yang menawan.

Insya Allah bila kita memperhatikan hal di atas, akan mempermudah kita untuk lebih akrab dapat bergaul. Semoga bermanfaat.