Kamis, Juli 27, 2006

Adakah Perbedaan Pengertian antara Nabi dan Rasul?


Bagaimana pengertian rasul dan nabi? Bagaimana hukumnya isbal?

Fahril Ahmad
fahril at eramuslim.com

Jawaban

Assalamu `alaikum warahmatullahi wabaraktuh,

Umumnya para ulama sepakat mengatakan bahwa antara nabi dan rasul itu memang ada perbedaan, meski tetap punya banyak kesamaan. Namun kita tidak menafikan adanya pandangan yang menyamakan antara nabi dan rasul.

a. Pendapat Jumhur Ulama: Keduanya Berbeda

Menurut jumhur ulama, yang dimaksud dengan nabi adalah seorang yang sudah aqil baligh yang diberikan wahyu secara umum, sedangkan Rasul bukan sekedar diberi wahyu secara umum tetapi juga diberikan sebuah paket syariat. Dan untuk itu dia punya kewajiban untuk mensosialisasikan syariat itu kepada manusia.

Dan yang dimaksud harus menyampaikan (tabligh) maksudnya adalah paket syariat yang lengkap. Di mana syariat yang lengkap itu tidak diberikan kepada semata-mata para nabi. Hanya kaliber Rasul saja yang mendapatkan paket syariat yang lengkap.

Sedangkan seorang Nabi hanya menerima wahyu secara umum yang isinya bukan syariat, tapi sekedar informasi pelengkap dari syariat yang pernah ada.

Dalil yang digunakan oleh mereka adalah nash hadits nabawi berikut ini:

Dari Abi Zar ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi, ”(Jumlah para nabi itu) adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000) nabi.” “Lalu berapa jumlah Rasul di antara mereka?” Beliau menjawab,”Tiga ratus dua belas(312).” (HR At-Turmuzy.)

Hadits ini secara tegas membedakan antara nabi dan rasul. Dan nyata bahwa semua rasul adalah nabi, tapi tidak semua nabi adalah rasul.

b. Pendapat Lain: Keduanya Sama

Namun selain pendapat jumhur itu, ada juga para ulama yang berbeda pandangan. Misalnya, Al-Halimi dalam kitab Sya`bul Iman menuliskan bahwa istilah Nabi dan Rasul adalah mutaradif (sinonim). Menurut beliau tidak ada perbedaan hakiki antara keduanya.

Sebagian ulama yang lain lagi sebagaimana diceritakan Ibnu Rasyid dalam kitab Faidah Rilah dan juga nash As-Suyuti dalam kitab Tadrib Ar-Rawi juga berbeda pandangan dengan jumhur ulama. Menurut mereka, Rasul itu lebih umum dari Nabi.

Pendapat ini mereka ambil dari banyak ayat Al-Quran di mana sering menggunakan kata ‘Arsalna’ yang artinya: “Kami mengutus” di mana akar katanya adalah `rasala` dan salah satu bentukannya adalah kata ‘Rasul’.

Dalam hal ini maka yang disebut Rasul bukan terbatas pada manusia, karena angin pun termasuk yang pernah diutus Allah kepada manusia. Termasuk di dalamnya para malaikat yang diutus kepada manusia.

Wallahu a'lam bishshwab, wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.

Tidak ada komentar: