Assalamu'alaikum Bu Anita yang di Muliakan Allah SWT.
Bu, saya memiliki adik laki-laki usianya sekitar 16 tahun. Dia lulus SMP tahun lalu dan mendaftar ke STM Negeri tapi tidak diterima, terus dia berhenti sekolah selama setahun karena kalau di swasta malas katanya.
Pas tiba tahun ajaran baru tahun ini, dia berubah pikiran jadi tidak ingin sekolah, karena sudah lewat masanya dan malas mikir lagi katanya. Malahan suka sering ngambek ke orang tua saya, terus malas membantu kerjaan orang tua, di mana ujung-ujungnya ingin dibelikan motor. Dia berubah pikiran begitu mungkin karena bergaul dengan anak-anak yang tidak sekolah dan pekerjaannya hanya main. Karena orang tua jengkel maka akhirnya motor itu dibelikannya.
Dari uraian di atas ada beberapa pertanyaan yang ingin saya sampaikan:
1. Bagaimana menghadapi adik saya ini, karena saya dan orang tua sudah sering manasehati dan mangajak agar dia mau sekolah tapi tetap tidak mau malah beralasan beli motor dan sekolah sama saja sama-sama mengeluarkan uang?
2. Saya khawatir suatu saat nanti ia menyadari pentingnya pendidikan dan akan menyalahkan orang tua saya karena tidak disekolahkan.
3. Apakah dengan dibelikannya motor oleh orang tua saya sudah tepat?
Atas jawaban Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Wassalam,
A
Jawaban
Assalammu'alaikum wr. wb.
Saudara A yang dimuliakan Allah,
Bingung juga ya menghadapi perilaku adik yang enggan melanjutkan pendidikannya. Memang sangat disayangkan di usianya yang masih muda, pendidikannya harus terputus di tengah jalan. Apalagi sekarang orang tua pun mengabulkan keinginannya untuk dibelikan motor, semakin luaslah jangkauan adik anda untuk bermain dan semakin jauh dari pantauan dan pengawasan.
Bersekolah bisa jadi merupakan beban berat bagi anak-anak muda yang tidak tahu untuk apa sekolah dan mau apa setelah sekolah. Pergaulan dan petualangan bersama teman-teman bisa jadi lebih mengasyikkan bagi adik remaja anda, dibandingkan bergelut dengan pelajaran yang dia sendiri tak tahu manfaatnya bagi kehidupannya.
Namun adik anda memang masih sangat muda untuk begitu saja dibiarkan memutuskan jalan hidupnya tanpa bimbingan. Bisa jadi anda benar bahwa suatu saat dia akan menyesali keputusannya saat ini, karena tidak dilakukan dengan pemikiran yang matang, dan jadi menyalahkan sekelilingnya atas kegagalan masa depannya.
Anak remaja memang seringkali mengambil keputusan bukan dilandasi pikiran yang matang ke depan, oleh karena itu tugas anda atau orang tua adalah memberikan kepadannya bimbingan untuk membuka kesadarannya. Dekatilah adik anda dan ajaklah dia berbicara dari hati ke hati tentang masa depan yang ingin diraihnya,
Tapi berhati-hati untuk tidak menggunakan nasehat, karena nasehat sebenarnya suatu pembicaraan satu arah yang membosankan bagi remaja jika tidak dilakukan pada saat yang tepat. Bicaralah tentang kelebihan yang dimiliki adik anda dan masa depan yang mungkin diraihnya. Dan lebih baik lagi jika anda bisa mengajak adik menemui orang yang telah berhasil menjalankan profesi yang diminati adik anda.
Anda bisa bekerjasama dengan kenalan anda itu untuk mengarahkan adik anda meneruskan pendidikannya. Dan contoh orang berhasil yang anda kenalkan pada adik sebaiknya seseorang yang selesai dan berhasil dalam pendidikannya. Sehingga adik tahu bahwa untuk meraih impiannya haruslah menyelesaikan dulu pendidikan, minimal setingkat SMA atau STM, sebelum akhirnya bisa berkelana.
Intinya memang dalam hal ini, sebaiknya anda dan orangtua tidak menyerah begitu saja dengan adik anda, tanpa proses pembicaraan yang matang dengannya, termasuk dalam membelikan adik motor. Didiklah dia untuk menggunakan proses berpikir sebelum bertindak, sehingga dia juga diajarkan tanggung jawab dari keputusannya. Mengarahkan remaja memang tak cukup dengan nasehat, namun dengan proses dialog yang membuat dia merasa dihargai dan contoh langsung yang realistis baginya. Wallahu'alambishshawab.
Wassalammu'alaikum wr. wb.
Rr. Anita W.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar