Jumat, September 08, 2006

Menyegerakan Menikah atau Hanya Tergesa-Gesa Saja?


Assalamu'alaikum wr. wb.

Ibu Anita yang Insya4JJI selalu dekat dengan rahmatnya 4JJI.

Saya adalah seorang pemuda berusia 24 tahun. Saat ini sedang ikut training penerimaan pegawai. Memang sekarang saya belum dapat gaji, tapi Insya4JJI kalau lancar, mulai bulan November saya sudah bisa terima gaji.

Saat ini saya memiliki rencana untuk menikah. Sebenarnya niat ini sudah terucap dari diri saya sejak 2 tahun yang lalu. Alasan utama saya untuk segera menikah adalah hanya karena saya sangat takut dengan fantasi seksual dalam pikiran saya. Saya merasakan gejolak syahwat ini begitu besar. Alhamdulillah shaum sunnah cukup sering saya lakukan. olahragapun rutin setiap minggu. Tapi saya rasakan beban syahwat ini tidak juga mereda. Bahkan kadang-kadang saat jiwa saya sedang tidal stabil, saya sampai melakukan masturbasi.

Namun saat ini saya belum memiliki dana yang cukup untuk mengadakan acara walimahan yang sederhana. Paling saya hanya mampu untuk mengadakan acara akad nikah saja, itupun pastinya akan sangat sederhana sekali.

Empat bulan yang lalu saya sudah memberanikan diri untuk mewujudkan niat ini. Tapi orang tua dari pihak perempuanya, juga termasuk orang tua saya agak keberatan dengan kondisi kemandirian saya secara ekonomi ini. Walhasil proses itu gagal total.

Saat ini saya ingin kembali mewujudkan niat ini. Tetapi kemarin saya tidak sanggup menjawab pertanyaan seorang teman yang mengatakan, "Kenapa saya terkesan terburu-buru untuk menikah?" Dia melihat bahwa sebenarnya kalau ditunggu lagi, mungkin kondisi saya akan lebih siap untuk menikah dan membangun rumah tangga yang berguna bagi agama, walaupun ia tidak tahu alasan utama saya seperti yang tertera di atas.

Jadi pertanyaan saya, apakah kondisi saya ini adalah benar-benar sudah layak untuk menyegerakan menikah, ataukah sebenarnya memang saya hanya tergesa-gesa saja? Terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Rahman
izzaturrahman at eramuslim.com

Jawaban

Assalammu'alaikum wr. wb.

Saudara Rahman yang dimuliakan Allah,

Nampaknya anda merasa kesulitan menahan gejolak syahwat? Meski sudah berpuasa sunnah dan melakukan olahraga rutin namun kecenderungan tetap ada sehingga menyalurkannya melalui masturbasi. Pemuda seusia anda memang berada pada dorongan syahwat yang besar, apalagi jika sebelumnya pernah bersentuhan dengan media (pornografi) yang mengundang syahwat.

Gambar-gambar porno bisa sangat kuat terekam dalam memori di otak dan menimbulkan fantasi. Karenanya di samping melakukan semua hal yang dapat menahan syahwat sebaiknya juga menghindari hal-hal yang seperti itu, insya Allah anda tentu bukan termasuk orang-orang semacam itu.

Sebagian ulama memang ada yang membolehkan masturbasi jika dikhawatirkan akan membuat seseorang melakukan perzinahan. Sedangkan bagi pemuda yang memiliki dorongan syahwat yang besar dan sulit untuk menahannya maka hukumnya menjadi wajib untuk melakukan pernikahan. Dan untuk anda? Anda sendiri yang dapat menilai hal yang seharusnya dilakukan

Jika ada yang meragukan anda dalam masalah rizki maka ingat saja firman Allah dalam Al-Qur'an:

"Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas lagi maha mengetahui." (24:32)

Jadi apalagi yang dikhawatirkan oleh pemuda yang beriman? Dan jika anda hendak menikah pun yang paling penting adalah acara akadnya, jika hanya itu kemampuan anda maka laksanakanlah meski sangat sederhana. Wallahu'alambishshawab.

Wassalammu'alaikum wr. wb.

Rr. Anita W.

Tidak ada komentar: