Jumat, Juni 30, 2006

Tafsir Al-Isra 60 dan Penghinaan kepada Muawiyah

Assalamu'alaikum Warrah Matullahi Wabarakaatuh

Pak Ustadz Yth.,
Ketika saya berdiskusi secara online, ada seseorang yang mangatakan bahwa tafsir QS Al-Isra (17):60 mengenai 'pohon terkutuk' ditujukan kepada Khalifah Muawiyah? Orang itupun berani menunjukkan bahwa itu berasal dari Tafsir Jalalain. Apakah sejarah mengenai Khalifah Muawiyahitu benar, Pak Ustadz? Tentang beliau membunuh cucu Rasulullah Saw.?

Selain itu, orang tersebut juga mengatakan hal-hal yang buruk mengenai sahabat Rasulullah Saw. yang lain seperti pada Abu Bakar yang dia bilang haus kekuasaaan, Umar Ra. yang membangkang dan Utsman bin Affan yang dikatakan seorang yang nepotisme.

Sudikah kiranya Pak Ustadz memberikan saya kitab-kitab rujukannya. Tidak ada maksud dari saya untuk berdebat kusir dengan orang tersebut, hanya saja perkataan yang buruk mengenai para sahabat membuat hati saya menjadi terbakar.

Semoga Allah SWT. memberikan pencerahan kebenaran melalui Bapak.

Jazakumullah Khairan Katsir..

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

Wahyu Iskandar

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Mari kita buka tafsir Al-Jalalain surat Al-Isra' ayat 60, untuk membuktikan kebenaran tuduhan bohong ini. Di sana kita dapati tulisan seperti berikut ini:

وَالشَّجَرَة الْمَلْعُونَة فِي الْقُرْآن" وَهِيَ الزَّقُّوم الَّتِي تَنْبُت فِي أَصْل الْجَحِيم

Terjemahannya adalah: Yang dimaksud dengan "Pohon yang dilaknat di dalam Al-Quran" adalah pohon Zaqqum yang tumbuh di dasar neraka jahim.

Mungkin teman anda kurang puas dengan kenyataan bahwa di dalam tafsir Al-Jalalain ternyata tidak ada ungkapan yang dia tuduhkan, mari kita buka kitab tafsir lainnya. Kali ini kita buka tafsir Ibnu Katsir. Di dalamnya kita dapati kalimat seperti ini:

وَالشَّجَرَة الْمَلْعُونَة فِي الْقُرْآن " شَجَرَة الزَّقُّوم وَكَذَا رَوَاهُ أَحْمَد وَعَبْد الرَّزَّاق وَغَيْرهمَا عَنْ سُفْيَان بْن عُيَيْنَة بِهِ وَكَذَا رَوَاهُ الْعَوْفِيّ عَنْ اِبْن عَبَّاس

Artinya: Dan pohon yang dilaknat dalam Al-Quran adalah pohon Zaqqum, demikian diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abdurrazzaq dan selain keduanya, dari Sufyan bin Uyainah.

Di dalam keterangan berikutnya memang ada pernyataan bahwa ada orang yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan pohon yang dilaknat dalam Al-Quran adalah Bani Umayyah, namun justru di dalam kitab tafsir ini langsung disanggah. Sanggahan itu adalah bahwa perkataan seperti ini lemah dan aneh. Tentunya karena tidak bersumber pada sesuatu yang bisa dipercaya.

Maka tafsir Ibnu Katsir memuat pernyataan seperti ini justru menyanggah penafsiran salah seperti ini. Bukan untuk membenarkannya.

وَقِيلَ الْمُرَاد بِالشَّجَرَةِ الْمَلْعُونَة بَنُو أُمَيَّة وَهُوَ غَرِيب ضَعِيف

Dikatakan bahwa maksud pohon yang dilaknat adalah Bani Umayyah. Namun pendapat ini asing dan lemah.

Sekarang kita buka lagi kitab tafsir yang ketiga, yaitu Tafsir Al-Jami' li Ahkamil Quran karya Imam Al-Qurthubi. Di sana kita dapati pernyataan dari Ibnu Abbas ra:

وَقَالَ اِبْن عَبَّاس: الشَّجَرَة الْمَلْعُونَة هِيَ هَذِهِ الشَّجَرَة الَّتِي تَلْتَوِي عَلَى الشَّجَر فَتَقْتُلهُ

Ibnu Abbas berkata, "Pohon yang dilaknat adalah pohon yang melibat (melilit) pohon lain dan mematikannya."

Sejarah Mu'awiyah

Sejarah mengenai Khalifah Muawiyah yang dikatakan itu tentu saja tidak benar. Sama tidak benarnya bahwa beliau membunuh cucu Rasulullah SAW.

Dalam pandangan kita, baik Mu'awiyah maupun Ali radhiyallahu 'anhum adalah para shahabat yang mulia. Bukan pada tempatnya untuk kita caci maki, apalagi kita diskreditkan. Sebab nyatanya mereka adalah para shahabat nabi SAW, yang mendapatkan keridhaan dari Allah SWT dalam Al-Quran.

وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (QS At-Taubah: 100)

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا

Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu'min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat. (QS Al-Fath: 18)

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia (para shahabt)adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil... (QS Al-Fath: 29)

Kelurusan akhlaq dan 'adaalah para shahabat telah ditetapkan oleh nash-nash yang qath'i dan jelas, tanpa membutuhkan penafsiran lagi. Sehingga kalau ada pihak-pihak yang ingin mencela satu shahabat sambil memuji shahabat yang lainnya, tentu saja tidak benar.

Dan di balik dari pendiskritan para shahabat itu sesungguhnya tersimpan sebuah upaya destruktif untuk menghancurkan pondasi agama Islam. Logikanya, bila ada di antara shahabat ada cacat atau tercela, maka tentu saja hadits mereka tidak bisa diterima. Maka semua ajaran Islam yang bertumpu pada dalil yang diriwayatkannya tentunya harus gugur juga.

Bisa kita bayangkan betapa pemikiran mencela shahabat ini adalah pemikiran yang sangat destruktif dan merupakan konspirasi jahat dari musuh-musuh Islam. Sayangnya, sebagian umat Islam yang terlalu lugu dan awam mudah sekali dipengaruhi oleh sejarawan kafir yang jelas-jelas punya niat buruk.

Pemikiran aneh dan buruk seperti ini tidak lahir kecuali dari hasil menelaah dan membaca rujukan orang kafir. Dan sayangnya, nyaris semua buku sejarah tentang Islam kebanyakan disadur begitu saja dari para sejarawan kafir yang jahat-jahat itu.

Sehingga Dr. Muhammad Qutub sampai menyatakan bahwa kita umat Islam wajib menulis ulang sejarah Islam, lantaran nyaris semua literatur sejarah yang kita punya kebanyakannya hanya nyotek dari barat saja. Padahal barat memang punya niat jahat kepada umat Islam.

Coba saja anda baca buku sejarah tentang shahabat, mulai sejak zaman Utsman bin Affan, lalu ke masa Ali bin Abi Thalib, terus ke zaman Hasan dan Husain, Mu'awiyah, Yazid dan seterusnya. Semua cerita pasti tentang peperangan, pertumpahan darah, balas dendam, intrik dan konspirasi.

Cerita shahabat nabi yang mulia itu tiba-tiba jadi kisah para pendekar silat yang berbalasan dendam dan kekuasaan di tangan sejarawan barat. Kita pun terbawa asyik dengan kisah itu sambil ikut mencaci maki generasi terbaik dari umat ini. Jelas semua ini adalah perang urat syaraf yang dilancarkan musuh-musuh Islam. Tapi sedikit sekali kita yang sadar, sebab kisah-kisah bohong itu sudah terbenam dalam buku sejarah dan kurikulum pendidikan kita puluhan tahun yang lalu. Apesnya, sudah ribuan sarjana sejarah lulus dari IAIN dengan pandangan amat negatif kepada para shahabat.

Semoga Allah SWT memperlihatkan kepada kita bahwa yang haq itu haq dan memberikan kekuatan kepada kita untuk membela yang haq dan mengikutinya. Dan semoga Allah SWT memperlihatkan bahwa yang batil itu batil dan memberikan kekuatan kepada kita untuk memunahkan yang batil itu serta menjahinya. Amien Ya Rabbal 'alamin.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.

Tidak ada komentar: