Selasa, Oktober 03, 2006

Ada Apa dengan Suamiku?


Assalamu'alaikum wr. wb.

Banyak orang menikah itu sangat indah. Apalagi mendapat suami yang sholeh dan tidak didahului pacaran. Alhamdulillah begitulah proses kami menikah dan sekarang sudah menginjak 2 bulan. Ah... Rupanya kebanyakan orang bilang itu belum juga saya alami. Meski sudah dua bulan, hubungan kami sangat-sangat datar, bahkan bisa dibilang hambar. Kami seolah hanya teman atau bahkan saudara. Yach... sebatas saya sebagai isteri mengerjakan tugas-tugas rumah tangga selain saya juga ngajar.

Sementara suami sampai saat ini belum bekerja. Kalau soal itu, alhamdulillah saya tidak pernah menuntut, karena saya ngerasa sudah bekerja. Justru yang saya inginkan nafkah batin. Sampai saat ini kami belum pernah berhubungan suami-isteri. Bukan karena suami tak sayang sama saya, tetapi karena katanya beliau punya penyakit lemah syahwat. Kadang yang buat saya cemburu, beliau lebih perhatian dengan anak-anak dan remaja yang laki-laki. Saya hanya suka menghibur diri "Ah... mungkin karena mereka sudah lama kenal, sementara sama saya beliau masih canggung," padahal sebenarnya hati ini sangat sakit. dan juga beliau sangat dekat dengan ibu-ibu.

Yang ingin saya tanyakan, apa yang mesti saya lakukan? Sementara saya ingin merasakan seperti isteri-isteri lainnya... Saya sangat mengharapkan solusi dari ini. Terima kasih.

Wassalamualaikum wr. wb.

Khasana

Jawaban

Assalammu'alaikum wr. wb.

Ibu Khasana yang dimuliakan Allah,

Saya memahami kegundahan yang saat ini ibu rasakan sebagai seorang isteri. Dua bulan menikah namun suami belum juga berani "menyentuh" ibu. Padahal ibu sendiri sudah berusaha menimbulkan hasrat suami namun suami tidak juga bergeming. Sedangkan dalam rumah tangga masalah hubungan intim merupakan salah satu hal yang esensial dalam membangun keharmonisan.

Menikah tanpa perkenalan sebelumnya memang menjadikan proses hubungan yang dibangun lebih lama dan setiap orang tentu berbeda sampai kemudian bisa merasa nyaman dalam melakukan hubungan intim dengan pasangannya. Dalam hal ini memang perlu keterbukaan antara ibu dan suami untuk membicarakannya dan seks bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan apalagi bagi pasangan yang sudah menikah.

Tentu ibu juga takkan pernah tahu apa yang menjadi masalah suami sehingga suami sendiri dapat bersikap terbuka dengan ibu. Jika suami sudah mengatakan akar permasalahannya barulah langkah selanjutnya bisa ditentukan untuk mencari solusi yang tepat baginya. Jika masalahnya lebih kepada sikap canggung berarti perlu waktu bagi dia untuk melakukannya dan kesabaran ibu untuk menunggunya.

Namun jika suami pun tak mengerti apa yang dialaminya maka ibu dapat menyarankan suami untuk mendatangi dokter yang khusus menangani masalah ini sehingga dapat dilakukan pemeriksaan medis untuk diketahui apakah ada penyakit yang menyebabkan suami tidak memiliki gairah seksual. Dan jika secara medis tidak bermasalah berarti ada keterkaitan dengan psikis yang mungkin perlu bantuan psikiater atau psikolog untuk dilakukan terapi.

Namun semua proses tersebut tentu dapat dijalani dengan baik jika komunikasi ibu dan suami berjalan dengan baik dan ibu pun selalu bersikap memberikan dukungan dan empati kepadanya. Masalah seksual juga berkaitan dengan harga diri seorang lelaki, karenanya semoga ibu pun dapat bersikap bijak dalam menghadapinya. Wallahu'alambishshawab.

Wassalammu'alaikum wr. wb.

Rr. Anita W.

Tidak ada komentar: