Siapapun yang mendalami ilmu agama Allah mengetahui bahwa posisi dakwah ilallah berada pada posisi yang paling tinggi dan sarana mendekatkan diri pada Allah yang paling baik. Kenapa? Dakwah adalah misi para Anbiya, jalan para rasul dan auliya.
(Dari Buku Ikhwanul Muslimin; Deskripsi, Jawaban Tuduhan, dan Harapan Oleh Syaikh Jasim Muhalhil)
Siapapun yang mendalami ilmu agama Allah mengetahui bahwa posisi dakwah ilallah berada pada posisi yang paling tinggi dan sarana mendekatkan diri pada Allah yang paling baik. Kenapa? Dakwah adalah misi para Anbiya, jalan para rasul dan auliya.
Dengan jalan itulah, rahmat Allah menyebar dan kesesatan lenyap. Karena itu, banyak sekali ayat-ayat, serta hadits-hadits shahih yang jelas menerangkan masalah ini.
Allah swt. berfirman:
“Dan hendaklah di antara kalian ada sekelompok yang menyeru kepada kebaikan dan memerintahkan yang ma’ruf serta melarang yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)
“Kalian adalah ummat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, memerintahkan kepada yang ma'ruf dan melarang yang mungkar, serta beriman kepada Allah..." (QS. Ali Imran: 110)
Bersabda Rasulullah saw., "Demi Dzat Yang Jiwaku Ada dalam Tangan-Nya. Pasti kalian akan memerintahkan yang ma'ruf dan melarang yang mungkar. Atau (bila kalian tidak melakukan hal tersebut), niscaya Allah akan menimpakan hukuman atas kalian, setelah itu kalian memohon kepada-Nya, dan tidak dikabulkan." (HR. Turmudzi, dan mengatakan hadits hasan).
Keadaan mereka sebagaimana ungkapan Imam Ahmad rahimahullah yang dinukil dalam kitab I'lam al-Muwaqi'in: “Mereka menyeru yang tersesat pada petunjuk, menghidupkan orang-orang yang mati dengan Kitabullah, menjelaskan orang-orang yang buta dengan cahaya Allah. Berapa banyak korban-korban iblis yang mereka hidupkan kembali? Berapa banyak mereka yang tersesat terlunta-lunta mendapat petunjuk kembali."
Karena itu, mereka, para da'i, memang layak memperoleh do'a dari semut yang ada di sarangnya, hingga ikan yang ada di lautan. Mereka di bumi ini, ibarat bintang di langit. Melalui mereka yang ragu-ragu dalam kegelapan dapat tertuntun kembali.
Merekalah yang menyampaikan ajaran Allah dan melanjutkan misi para Anbiya setelah tidak ada lagi rasul sesudah Muhammad saw. dan wahyu telah terputus dari langit. “Demikianlah kami jadikan kalian sebagai ummat pertengahan.. agar kalian menjadi saksi atas manusia, dan Rasul menjadi saksi atas kalian." (QS Al-Baqarah: 143)
Bertolak dari sini, risalah yang ditulis khusus untuk para da'i ini, bertujuan agar menjadi satu bentuk pemuliaan bagi mereka, penjelas dan penerang bagi siapa saja yang ingin berjalan di jalan para Anbiya.
Saya memohon kepada Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa, agar para da'i yang mencari kebenaran, dapat mengambil manfaat atas usaha ini. Saya mohon ampun kepada Allah dari kekeliruan. Semoga Allah memeliharaku dari keburukan.
Risalah ini kususun mencakup beberapa bab. Bab "Kenapa Ikhwanul Muslimin, terbagi tiga bagian: Hakikat Dakwah Ikhwanul Muslimin, Syubuhat dan Jawabannya, serta Untaian Harapan dalam Amal Islami.
Saya menyusun risalah ini sebagai seruan secara menyeluruh agar menjadi perhatian para pemuda, sekaligus menyingkap berbagai pemikiran serta isu-isu yang ada.
Setelah itu, saya sebutkan kaidah-kaidah umum dalam menolak syubuhat yang dilontarkan kepada Ikhwanul Muslimin. Di sini, saya berikan beberapa contoh syubuhat berikut jawabannya.
Berikutnya, saya paparkan pula beberapa harapan yang semoga dapat semakin mengokohkan eksistensi harakah Ikhwan. Juga agar harakah dapat mengevaluasi kesesuaian langkahnya terhadap manhaj.
Ini dalam kondisi harapan-harapan tersebut memang belum termasuk dalam program harakah. Bila harapan tersebut sesuai dengan manhaj, hendaklah segera diambil. Dan bila tidak, harus segera ditutup.
Mengapa Ikhwan?
Yang menjadi pertanyaan, Mengapa dakwah Ikhwanul Muslimin selalu menjadi sasaran konspirasi musuh Islam di segenap penjuru Timur dan Barat? Mengapa dakwah Ikhwanul Muslimin hingga kini cahayanya tak kunjung padam? Mengapa dakwah Ikhwanul Muslimin justeru menarik minat banyak pemuda, betapapun mereka mengetahui konsekwensi jalannya yang begitu berat? Mengapa dakwah Ikhwanul Muslimin dibenci oleh orang-orang yang kerasukan ambisi pribadi?
Sebuah konperensi duta besar dari Inggris, Perancis dan Amerika pernah digelar di Faid, November 1948. Para konsulat meminta dubes Inggris menuntut Naqrasyi, perdana menteri Mesir saat itu, agar mengeluarkan keputusan larangan terhadap Jama'ah Ikhwanul Muslimin.
J. Obrian, Sekretaris Politik Komando Angkatan Darat Inggris di Timur Tengah, mengirim surat pada Organisasi Intelejennya di wilayah Mesir dan Laut Tengah.
Ia menyebutkan isi pembicaraan serta hasil-hasil penting konperensi di Faid. Yang terpenting, mereka akan melakukan langkah koordinasi melalui kedutaan besar Inggris di Kairo guna menghantam Jama'ah Ikhwanul Muslimin.
Itu gambaran tentang pertanyaan pertama. Tentang pertanyaan kedua, masih banyak orang yang belum mengetahui hakikat dakwah ikhwan.
Di antara mereka masih ada yang diliputi rasa bimbang. Mereka sebenarnya menyimpan simpati terhadap Ikhwan, namun belum percaya terhadap kemampuannya. Mereka juga ingin melakukan sesuatu, tetapi putus asa karena khawatir bila dakwah ini hancur. Pada akhimya, mereka memilih diam, tanpa melakukan apapun.
Dilatarbelakangi fenomena tersebut, juga banyak para pemuda yang tengah menanti orang yang dapat menjelaskan jalan dakwah pada mereka, yang dapat menjadi saluran aspirasi dan amal mereka secara jelas dan terang.
Untuk mereka semua, dan siapa saja yang ingin melangkahkan kaki di atas jalan dakwah, kami persembahkan risalah ini untuk menghilangkan waham, serta berbagai isu yang disebarkan dari mulut ke mulut. (diterjemahkan oleh Hawari Aulia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar