Rabu, November 07, 2007

Mengapa Palestina Kelihatan Lemah?

Assalamu'alaikum wr wb,

Ustadz yang dirahmati Allah,

Dari awal sejak Isreal menjadi negara (bahkan mendapat dukungan AS), Palestina seakan menjadi bulan-bulanan Israel. Sering kita melihat ketidakadilan dunia dengan menutup-nutupi fakta pembunuhan (pelanggaran HAM berat) yang dilakukan Israel.

Ustadz, kadang hati saya menjadi gemas, atau bahkan meradang ketika mendengan warga Palestina tak berdaya dianiaya Israel. Tapi, yang menjadi pertanyaan besar dalam hati saya dan sampai sekarang belum terjawab adalah: Mengapa seolah Palestina begitu lemah? Dibombardir, ditangkapi pemimpinnya, direbut wilayahnya. Apakah Palestina memang tidak mempunyai kekuatan militer untuk mebalas serangan Israel? Apakah Palestina tidak memiliki kekuatan senjata?

Mengapa justru yang melakukan pembalasan adalah kekuatan perlawanan (HAMAS). Di manakah kekuatan pemerintahan Palestina sesungguhnya? Seberapa besar kekuatan pertahanan mereka? Apakah selamanya Palestian hanya akan menngharapkan bantuan dari negara-negara Islam lainnya?

Saya sangat tersayat melihat penderitaan rakyat Palestina, tapi melihat tidak adanya perlawanan balasan dari militer Palestina, saya jadi ikut pasrah. Mohon dijawab ustadz, agar saya kembali bersemangat membela saudara kita di Palestina. Mohon maaf bila kurang berkenan.

Wassalamualaikum wr wb

Elmant
Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ketika Israel menjajah Palestina pertama kali, ada ketidak-seimbangan yang luar biasa.

Israel datang dengan membawa Talmud, sementara Palestina tidak pakai Al-Quran. Israel mengatas-namakan tuhan dalam berperang, sementara Palestina tidak mengatas-namakan Allah dalam melawan. Israel membawa serta 20 juta kekuatan yahudi di seluruh dunia dalam perang ini, sementara Palestina melupakan potensi1.500 juta um at Islam sedunia.

Israel bercita-cita mendirikan negara yahudi di dunia, sementara Palestina sibuk mengkotak-kotakknya umat dalam negara yang sempit. Israel berjuang atas nama agama, sementara Palestina berjuang atas nama nasionalisme sempit.

Maka ketika Palestina keok di depan yahudi Israel, banyak orang menganggukkan kepala sambil mengatakan, "Pantas saja kalah, ternyata kasusnya begitu" Dan kenyataannya memang Paletina tetap akan terus kalah kalau berjuang tidak atas nama Islam.

Barulah setelah ada gerakan Intifadhah tahun 1987 yang dipelopori oleh Harakah Muqawamah Islamiyah (HAMAS), umat Islam di Palestina seakan tersentak kaget. Ternyata perjuangan mereka lewat nasionalisme sempit yang selama ini mereka percayakan tidak menghasilkan apapun. Alih-alih mengusir penjajah, justru wilayah Palestina semakin hari semakin berkurang.

Rupanya kalau mereka mengatas-namakan Islam, bantuan akan mengalir dari seluruh umat Islam. Bukan lewat Goverment (G to G) tapi dari rakyat dunia Islam keumat Islam Palestina. Dan diplomasi curang yang selama ini secara timpang merugikan rakyat Palestina, ternyata harus diimbangi dengan jihad dan perlawanan bersenjata.

Rupanya selama ini Palestina lupa bahwa Yahudi paling takut dengan perlawanan pisik. Selama ini sebagian pemimpin negara Palestina berpikir bahwa yahudi akan jujur di meja perundingan. Ternyata ijtihad mereka salah. Justru Palestina dilumat habis di meja perundingan, kalah total dan bangkrut.

Sekarang ini Palestina baru sadar bahwa mengusir yahudi tidak bisa dilakukan di atas meja perundingan, tetapi harus di medan tempur yang sesungguhnya. Sejakanak-anak Palestina bisa melempari tentara yahudi dengan batu, sejak itu pula yahudi Israel berpikir sepuluh kali setiap kali ingin menguasai jengkal demi jengkal tanah Palestina.

Apalagi sekarang ini anak-anak itu sudah besar dan bisa meledakkan pusat-pusat kerumunan yahudi. Yahudi semakin mikir dan semakin ciut nyalinya. Dan hasilnya sungguh luar biasa. Israel sudah sangat berkurang kekuatannya. Bahkan teman-teman mereka di beberapa dunia pun ikut mulai mikir untuk tidak jadi pindah ke wilayah pendudukan.

Perkembangan yang terbaru, pejuang Palestina sudah bisa membuat roket jarak dekat yang bisa langsung meratakan pemukiman yahudi ilegal dengan tanah. Meski masih belum terlalu diekspose media, namun tamu kita kemarin, Dr. Nawwaf bercerita bahwa roket-roket itu sudah bisa direkayasa untuk ditembakkan tepat langsung ke jantung Tel Aviv, Allahu Akbar.

Lalu apa peran pemerintah Palestina?

Sebagaimana kita sudah maklum, bahwa nyaris hampir semua pemerintahan di negeri Islam adalah pemerintahan yang kurang dekat dengan umat Islam. Kebanyakan mereka merupakan 'boneka' mainan kekuatan yahudi juga juga ujung-ujungnya. Tidaklah sekelompok orang menduduki jabatan di dalam pemerintahan suatu negeri Islam, kecuali atas restu dan ridha dari musuh-musuhnya.

Bahkan secara ekonomi pun nyaris semua negeri Islam sangat tergantung kepada kekuatan ekonomi negeri yang memusuhinya. Hutang melilit, ketergantungan ekonomi sampai ketergantungan masalah hukum, pendidikan, teknologi, peralatan militerdan seterusnya.

Semua yang dialami negeri Islam kurang lebihnya juga dialami oleh pemerintahan Palestina. Mereka amat tergantung dari keramahan musuh-musuhnya.

Tapi lain pemerintah lain rakyat. Kalau pemeritahnya taukut kehilangan kursi dan jabatan serta subsidi, maka rakyat tidak berpikir resiko apa-apa. Maka di mana-mana, kekuatan rakyat muslim yang berbicara. Lihat saja, Pemerintah Libanon diam seribu bahasa ketika negerinya diterjang roket. Yang maju menyerang justru Hizbullah. Demikian juga pemerintah Mesir, yang maju di masa lalu adalah 10.000 orang pasukan Ikhawanul Muslimin yang bukan pasukan resmi.

Bantuan kepada rakyat Palestina sekarang ini yang dikirimkan Indonesia juga bukan dari APBN, tapi dari umat Islam yang notabene sebagai rakyat.

Inilah realitanya yang kita perlu pahami sejak dini. Makanya sekarang kita sebagai rakyat, rasanya bukan waktunya lagi bicara agar Pemerintah secara resmi berjuang, biarkan saja rakyat yang berjuang. Toh kemerdekaan negeri kita sendiri dulu juga bukan hasil perjuangan para elit politik, melainkan karena perjuangan Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Tengku Umar, Tjoet Nja' Dhien, Panglima Polimdan seterusnya. Mereka tidak mewakili pemerintahan, tetapi mewakili rakyat dan ulama.

Dan inilah yang sekarang terjadi di Palestina, rakyat dan ulama yang maju berjuang secara pisik mengusir Israel. Pemerintahannya? Masih sibuk urusan perundingan dan diplomasi.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Tidak ada komentar: